Karya MUHAMMAD LUTHFI GHOZALI
Halaman xx + 185. Ukuran 10x15
Halaman xx + 185. Ukuran 10x15
Harga: Rp. 22.500,-
(belum termasuk ongkos kirim)
Isi buku Seri Hikam 1-7 ini sama dengan isi buku Percikan Samudera Hikam 1-2, yang berbeda hanya kemasannya. Atas permintaan teman-teman, buku Seri Hikam 1-7 ini dikemas menjadi 7 jilid dan dijadikan buku saku. Hal itu sekedar supaya enak dibaca dan dibawa kemana-mana serta ringan di saku.
Ketika
seorang hamba berdo’a kepada Allah SWT, lebih-lebih apabila do’a itu
dilakukan secara istiqamah, maka pasti do’anya akan dikabulkan. Demikian
itu, karena Allah SWT. sudah berjanji dan sedikitpun Allah SWT. Tidak
akan mengingkari janji-janji-Nya. Namun demikian, do’a-do’a yang
dipanjatkan itu haruslah memenuhi syarat untuk dikabulkan. Rasulullah
SAW. telah menegaskan dengan sabdanya: “Setiap do’a yang dipanjatkan
oleh seorang hamba kepada Allah asal tidak tercampur dengan dosa dan
memutuskan tali silaturrahmi, do’a itu akan dikabulkan dalam tiga
pilihan:(1) Diturunkan seketika di dunia dalam bentuk pemberian sesuai
dengan permintaan; (2) Dijadikan simpanan di akhirat sebagai kafarat
dari dosa-dosanya; (3) Digantikan sebagai ganti musibah yang tidak jadi
diturunkan demi keselamatannya.”
Oleh
karena itu, bagaimanapun kondisi yang terjadi, hati seorang hamba yang
beriman hendaknya siap menghadapinya, bahwa apa saja yang dikehendaki
Allah SWT. pastilah yang terbaik bagi dirinya. Hal itu harus dilakukan,
supaya matahati dan cahaya rahasia batin mereka tidak menjadi tumpul dan
padam. Sebab, ketika ujian-ujian hidup itu sudah cukup dan ketika
seorang hamba telah mampu melewatinya dengan nilai yang baik, maka
problematika kehidupan dan bahkan konflik-konflik horizontal yang telah
berlalu, sesungguhnya itu adalah proses pembelajaran dan masuknya ilmu
pengetahuan dalam hati yang tinggi nilainya. Itulah ilmu rasa, ilmu
pengetahuan yang dapat mematangkan jiwa manusia. Ilmu spiritual yang
mampu menebalkan keyakinan, membakar lapisan hijab sehingga menjadikan
matahati seorang hamba semakin cemerlang.
Hanya dengan cara seperti
itulah Allah telah memperjalankan kehidupan para hamba pilihan-Nya dan
bahkan para nabi dan rasul-Nya. Mereka diperjalankan dengan realita
kehidupan yang sesungguhnya, menghadapi kesulitan dan tantangan serta
goncangan-goncangan hidup yang berat. Allah menyatakan hal itu dengan
firman-Nya: “Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal
belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu
sebelum kamu?. Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta
digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul
dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?". Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat”. (QS. al Baqoroh; 214)