PERCIKAN SAMUDERA HIKAM JILID 2

    Author: Unknown Genre: »
    Rating



    Karya: Muhammad Luthfi Ghozali
    Halaman: xxviii + 448. 14x20 (Hard Cover)
    ISBN 979 – 152963 – 9
    Harga: Rp 60 000,-  
    (belum termasuk ongkos kirim)

    Pembahasan dalam buku Percikan Samudera Hikam Jilid 2 ini merupakan lanjutan dari pembahasan buku Percikan Samudera Hikam Jilid 1. Seperti buku jilid 1, buku jilid 2 ini juga lebih menekankan pada pembahasan yang batin daripada yang lahir, semisal keadaan hati orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. Berikut ini cuplikan dari salah satu bab di dalamnya.

    Orang yang ma’rifat artinya orang yang mengenal. Apabila dia ma’rifat kepada Allah, maka berarti orang tersebut mengenal kepada setiap kehendakNya. Oleh karena itu, hati seorang yang ‘arifin’ mengetahui bahwa apa saja yang ada pada dirinya, baik yang sedang terjadi maupun yang akan terjadi, hal tersebut pasti tidak terlepas dari kehendak dan pengaturan Allah. Dengan demikian, maka tidak ada pilihan lain, mereka harus bertawakkal kepada-Nya. Orang yang ma’rifatullah itu akan menyerahkan dan menyandarkan seluruh urusan hidupnya hanya kepada pengaturan Allah. Apapun yang terjadi, berarti itulah yang terbaik baginya karena sesungguhnya Allah yang memilihkan kejadian itu untuknya. Mereka menerima kejadian itu dengan senang hati walau pahit dirasakan di dalam dada.

    Hati seorang yang arifin bahkan tidak lagi sempat melihat jauh ke depan, bahwa setelah lewat masa sulit, masa mudahnya pasti akan datang. Hal tersebut sebagaimana yang telah dijanjikan Allah dengan firman-Nya: “Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, -sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”. QS:94/5-6. Mereka tidak sempat berharap masa sempit itu akan berganti dengan masa lapang, tetapi di dalam kesempitan itu, sesungguhnya mereka sudah merasakan kelapangan dada. Hal itu bisa terjadi, karena mereka yakin, bahwa kepahitan hidup itu adalah obat yang memang didatangkan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit jiwanya, maka mereka menelan obat itu dengan senang hati karena dengan itu mereka yakin jiwanya akan segera menjadi sembuh.
    Disamping yang demikian itu, ketika mereka melihat ke belakang. Mereka ingat kepada masa-masa yang sudah terjadi. Ternyata tidak sepenuhnya keinginan dan hajat hidupnya—baik yang ruhani maupun yang jasmani—dapat tercukupi dengan sempurna. Tidak setiap ada kesempatan berbuat baik mereka selalu dapat mengerjakannya. Tidak setiap jebakan kejelekan yang muncul di dalam realita, mereka selalu dapat menghindarinya. Apalagi ketika mereka melihat kedepan, semakin hari tantangan dan kesulitan hidup tidak semakin ringan bahkan semakin berat. Mereka mengerti pula bahwa sedikitpun mereka tidak mempunyai kemampuan dan kekuatan untuk menghadapi tantangan itu kecuali hanya dengan pertolongan dari Allah. Lalu mereka ingat, bahwa Allah telah memerintahkan supaya seorang hamba berdo’a kepada-Nya. Untuk itu, maka seorang yang arifin tidak harus bertawakkal saja, tetapi juga berdo’a dan berusaha.

    Mereka memohon untuk bisa mendapatkan kekuatan hati untuk mengikuti pengaturan-Nya, kuat dalam menghadapi segala tantangan dan rintangan hidup, mendapatkan penjagaan dan perlindungan dari segala kejahatan yang datang, diselamatkan dari fitnah-fitnah kehidupan yang ada. Dengan menindaklanjuti isyarat yang tertangkap dan melaksanakan mujahadah untuk membangun amal sholeh yang dapat menjadikan dekat kepada Tuhannya, mereka menggosok dan menyepuh ruhaniyah agar matahatinya semakin terang dan cemerlang. Selanjutnya mereka harus membangun dan memakmurkan sisa usia yang masih ada dengan pengabdian dan perjuangan yang hakiki. Untuk kepentingan tersebut itulah, maka do’a-do’a dipanjatkan. Dengan demikian bukannya mereka hanya berharap supaya isi do’a tersebut dikabulkan, akan tetapi do’a itu sendiri dijadikannya sebagai sarana ibadah. Do’a itu menjadi sarana komunikasi untuk melaksanakan akhlakul karimah. Berikror atas kedhoifan dan kefakiran diri di hadapan kekuasaan dan kebesaran Sang Junjungan Yang Maha Kaya dan Perkasa. Itulah sedikit gambaran keadaan hati orang-orang yang mencintai dan dicintai Allah SWT.

    Seperti pada jilid pertama, Percikan Samudera Hikam Jilid 2 ini juga terdiri dari banyak bab, yang setiap bab mempunyai spesifikasi pembahasan yang seakan berbeda, namun sesungghnya sama. Berupa solusi-solusi kehidupan yang cantik dan cerdik dalam menyikapi realita yang tidak dikehendaki, maka para pembaca tinggal memilih bab mana yang paling dibutuhkan untuk menemukan jalan keluar dari masalah yang sedang dihadapi. Semoga anda terhibur dengan mambacanya.

    Leave a Reply

    About Me