ISBN 979 – 152962 – 0
Rp. 60.000,- (Hard Cover)
(belum termasuk ongkos kirim)
Kitab
Al-Hikam adalah buah karya tulis yang sarat berisi pendidikan tentang
sendi-sendi akhlakul karimah. Demikian besarnya buah karya itu sehingga
hampir-hampir tidak seorang ‘Ulama pun yang tidak mengenal “Kitab Al-Hikam”
tersebut. Buah karya abadi seorang Ulama’ besar di zamannya, yaitu Asy-Syekh
Al-Imam Al-Arif Billah, Abi Fadil Tajuddin Ahmad bin Muhammad bin Abdul
Karim Ibnu Athaillah Al-Assakandary Radliyallaahu ‘Anhum. Terlebih di Indonesia, karena kitab Hikam tersebut telah banyak
diterbitkan dan beredar, baik syarahnya dengan bahasa Arab dan bahasa
Indonesia, juga terjemahan dan penyadurannya dalam bahasa Indonesia.
Kitab tersebut ditulis dengan kalimat-kalimat yang sederhana tetapi
mengandung arti yang sangat dalam dan luas. Isinya bagaikan lautan tidak
bertepi. Relevansinya abadi sepanjang zaman. Baik yang berkaitan
hubungan antara sesama hamba terlebih hubungan antara seorang hamba
kepada Ma’budnya. Isi kitab Hikam tersebut merupakan konsep-konsep
kehidupan yang logis dan masuk akal serta rambu-rambu jalan yang
cemerlang. Kemanfaatannya sudah tidak diragukan lagi. Hampir tidak ada
seorangpun yang mendalami ilmu tasawuf dan menjalani alam kesufian,
mereka pasti telah menyelami dalamnya lautan kitab hikam. Mereka pernah
menenggak air susu dan madunya, bahkan tidak sedikit yang menjadi mabuk
dengan arak murninya.
Dengan buku Percikan Samudera Hikam ini, penulis telah mencoba menyarahi (menafsiri) kitab hikam tersebut dalam bahasa Indonesia. Dengan bahasa yang sederhana, interpretasi dari bait-bait kitab hikam yang agung tersebut telah diaplikasikan dalam bahasa kehidupan sehari-hari yang sederhana pula. Dengan latar belakang penulis sebagai orang lapangan (praktisi), yang tentunya telah kenyang makan asam garam kehidupan, maka hasilnya, buku ini tidak hanya tertulis secara teoritis saja, namun juga dengan bahasa rasa yang membumi. Di dalam buku ini, penulis juga berusaha mengembalikan segala permasalahan hidup kepada pokok dan pangkalnya. Sumber segala kehidupan yaitu Allah SWT. yang terkadang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia. Padahal disana terdapat hidayah, bimbingan, pertolongan dan jalan keluar untuk menyelesaikan segala permasalahan. Sebagian besar manusia seringkali terjebak dengan ilmu dan akalnya saja, sehingga mereka cenderung mengelola kehidupan ini hanya dengan kemampuan yang dimiliki tanpa menyertakan pemberian Allah yang paling berharga yang sudah ada didekatnya, yakni potensi hatinya. Akibatnya, kemajuan usaha itu sering kali terhambat justru dengan ilmu dan akal itu karena di dalam ilmu dan akal manusia banyak keterbatasan.
Dengan mengembalikan pengelolaan hidup sejak dini kepada pangkal kehidupan itu, diharapkan, apa saja yang sedang diusahakan manusia, baik untuk kemajuan usaha ataupun menyelesaikan permasalahan yang sedang dihadapi, mendapatkan kemudahan dari Dzat yang menciptakan kehidupan itu.
Oleh karena itu, buku ini sangat menyejukkan hati pembacanya ketika hati itu—kadang kala—sedang panas. Seperti filter, isi buku ini mampu menjernihkan akal pembacanya yang kadang-kadang keruh akibat kesibukan hidup yang memaksakan kehendak, sehingga setelah meresapi buku ini akal yang asalnya keruh itu menjadi jernih kembali.
Hidup ini, apapun yang terjadi,
sesungguhnya tidak ada aturan yang salah di dalamnya. Hal itu
disebabkan, karena kehidupan alam ini adalah ciptaan Rabbul Alamin, Sang
Maha Pencipta Yang Maha Sempurna. Jika di sana ternyata ada anugerah
dan musibah, berarti keduanya adalah buah yang dipetik dari amal
perbuatan manusia itu sendiri. Itulah bagian dari hiasan dan
pernak-pernik bumi, walau anugerah dan musibah terkadang bisa menjadi
penyebab kehancuran manusia. Tinggal bagaimana setiap individu menanam
benih kehidupannya. Jika seseorang menanam benih kebaikan maka kebaikan
pula yang akan dipetik sebagai buahnya. Jika mereka menanam benih
kejelekan maka kejelekan pula yang akan dipetik sebagai buahnya. Itulah
sunnatullah. Sejak sunnah itu diciptakan, sampai kapanpun tidak akan
terjadi perubahan di dalamnya. Allah Maha Adil. Apabila manusia ingin
merasakan keadilan-Nya, mereka harus mampu menyikapi realita dan
fenomena dengan adil. Jika tidak, maka Allah akan menunjukkan
keadilan-Nya dengan musibah atau fitnah.
Orang yang sedang susah
hati karena dirundung masalah hidup yang tidak ringan, orang tersebut
pasti membutuhkan orang lain untuk menghibur dirinya. Membutuhkan kawan
untuk tempat ‘curhat’. Jika teman yang dibutuhkan itu belum ditemukan,
barangkali buku ini bisa sebagai gantinya. Buku ini bisa dijadikan
pelipur lara untuk sementara, karena memang untuk itu buku ini tercipta.
Buku ini terdiri dari banyak bab, yang setiap babnya mempunyai
spesifikasi pembahasan yang seakan berbeda, namun sesungguhnya sama.
Berupa solusi-solusi kehidupan yang cantik dalam menyikapi realita yang
tidak dikehendaki, merupakan bagian yang paling sarat di dalamnya, maka
pembaca tinggal memilih bab mana yang paling dibutuhkan untuk menghibur
kesusahan hatinya saat itu.